Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan Belanda di Sektor Maritim
Kemenko Marves menjajaki kerja sama dengan Belanda di sektor maritim. Foto: Dok. Kemenko Marves

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menjajaki kerja sama dengan Belanda di sektor maritim. Penjajakan kerja sama tersebut dilakukan pada agenda 5th Bilateral Maritime Forum (BMF) RI-Belanda, pada Senin, 16 Oktober.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Jodi Mahardi mengatakan, ada tiga isu yang dibahas dalam penjajakan tersebut, yakni pengembangan pelabuhan berkelanjutan, energi maritim terbarukan, serta bangunan kapal berkelanjutan dan edukasi maritim.

"BMF hari ini bertujuan untuk memastikan bahwa dialog ini akan memperkuat manfaat bersama bagi kedua negara, yakni Indonesia-Belanda, dengan membahas tiga sektor prioritas untuk kerja sama kami," kata Jodi.

Terkait isu pengembangan pelabuhan berkelanjutan dan energi maritim terbarukan), Jodi menyebut, Pemerintah Indonesia sangat tertarik untuk memajukan infrastruktur dan teknologi sumber energi terbarukan, seperti tenaga pasang surut dan angin, serta energi hidrogen.

"Untuk pengembangan pelabuhan, tujuan kami mencakup transportasi kelas dunia, peningkatan ekosistem logistik, dan peningkatan rantai pasokan sekaligus menjaga lingkungan, sehingga pembangunan infrastruktur dan teknologi berjalan beriringan," ujarnya.

Jodi mengatakan, potensi dampak kerja sama pembuatan kapal dengan Belanda selama ini sangat besar. Mengingat, tenaga kerja terampil di Indonesia dalam lanskap teknologi yang berkembang pesat. Oleh sebab itu, dia menilai, kolaborasi seperti ini dapat meningkatkan kehebatan industri kapal Indonesia.

Selain itu, kemitraan ini juga menghadirkan peluang investasi yang bermanfaat bagi Indonesia dan Belanda. Untuk Indonesia sendiri, peningkatan pembangunan kapal dapat mendorong pertumbuhan di wilayah Indonesia yang saat ini kurang terlayani dalam infrastruktur maritim.

"Kolaborasi kami telah menghasilkan kapal Mini LNG, Draggers, kapal perang Angkatan Laut, dan masih banyak lagi. Dengan pendanaan yang tepat, kami siap untuk memperkuat upaya kolaboratif kami, dan dalam hal ini Indonesia mendesak Belanda untuk melakukan peningkatan lebih lanjut," tutur Jodi.

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan tujuan energi berkelanjutan, kata Jodi, isu edukasi maritim juga tak kalah penting. Beberapa usaha telah dilakukan Indonesia dalam hal pendidikan maritim, di antaranya melalui program kolaboratif, pertukaran pelajar, beasiswa, dan magang.

Tak hanya itu, dalam acara hari ini juga dilaksanakan penandatanganan kemitraan mengenai pengelolaan perikanan antara Ekofish Belanda dengan PT Cilacap Samudera Fishing Industry dan PT Inti Mas Surya.

"Di bidang perikanan, Ekofish dan Sekretariat BMF Belanda siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk tata kelola perikanan berkelanjutan. Upaya sebelumnya antara lain kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Karangantu dan Nizam Zachman," ungkapnya.

Lebih lanjut, Jodi meyakini forum BMF ini akan menghasilkan sesuatu yang dapat ditindaklanjuti. Penerapan visi bersama memerlukan indikator dan jadwal terukur, yang memastikan peningkatan kualitas perdagangan, teknologi, dan sumber daya manusia.

Dia menilai, bahwa kolaborasi ini mempunyai potensi yang sangat besar dan memberikan manfaat nyata bagi kedua negara. Menurut Jodi, sudah waktunya untuk meningkatkan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Belanda di bidang maritim.

"Kami kembali menyambut dan mengundang intensifikasi dan diversifikasi lebih lanjut investasi Belanda dalam berbagai proyek investasi konkret di sektor maritim terkait di Indonesia agar semakin memetik manfaat ekonomi bagi kedua negara," pungkasnya.