Penggunaan Kartu Kredit Melambat, Sinyal Ekonomi Mulai Mandek?
Ilustrasi kartu kredit (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa terjadi penurunan penggunaan kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM pada sepanjang Juli 2023 sebesar 4,26 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp707,9 triliun.

Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo berkeyakinan jika kondisi itu tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional.

“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Jakarta pada Kamis, 24 Agustus.

Sebagai informasi, pada sepanjang triwulan II 2023 nilai transaksi kartu kredit Cs tercatat sebesar Rp2.115,57 triliun atau tumbuh sebesar 3,0 persen year on year.

“Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara guna mendorong inklusi ekonomi keuangan serta perluasan ekonomi dan keuangan digital,” tuturnya.

Perry menyampaikan pula untuk nilai transaksi digital banking tercatat Rp5.035,37 triliun atau tumbuh sebesar 15,50 persen.

Kemudian, transaksi QRIS terus menunjukkan pertumbuhan sebesar 84,50 persen sehingga mencapai Rp18,01 triliun, dengan jumlah pengguna 38,24 juta dan jumlah merchant 27,51 juta yang sebagian besar merupakan UMKM.

Sebagai informasi, Bank Indonesia memprediksi bahwa level pertumbuhan ekonomi pada sepanjang kuartal III 2023 tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

“Pertumbuhan pada triwulan III masih akan sama dengan triwulan II yang lalu,” tegas Perry.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sempat menuturkan bahwa kinerja ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini sangat dipengaruhi oleh spending pemerintah.

“Pada kuartal III 2023 pertumbuhan ekonomi akan cukup bergantung dari belanja pemerintah,” katanya beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, dalam Undang-Undang APBN 2023 ditetapkan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Namun, setelah semester I 2023, pemerintah melalui Kementerian Keuangan mulai realistis dengan membidik target pertumbuhan sebesar 5,1 persen untuk 2023.

Adapun, di Rancangan APBN 2024 yang diserahkan ke DPR pada pertengahan bulan ini disebutkan terget pertumbuhan tahun depan sebesar 5,2 persen.