Lewat Kerja Sama Pintu Incubator dengan Prancis, KemenKopUKM Ingin Perkuat Industri Fesyen Indonesia
Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki optimistis, kerja sama inkubator dengan Prancis akan mendorong dunia fesyen di Tanah Air menjadi semakin kuat.

"Ini menjadi satu tahap bagi industri fesyen kami menuju pasar dunia," ucap Teten dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 25 Juli.

Dia menyebut, kolaborasi dengan industri fesyen Prancis menjadi peluang yang sangat baik karena sampai saat ini Prancis masih menjadi kiblat fesyen dunia.

"Di sisi lain, para desainer Prancis juga melihat Indonesia memiliki kekayaan wastra-wastra berbasis kebudayaan. Ini yang bisa mereka manfaatkan untuk perkembangan produk fesyennya," ujarnya.

Teten mengakui untuk bisa masuk ke pasar dunia, khususnya Eropa, pelaku UKM wastra (kain) perlu ada pendampingan, khususnya kepada para desainer Indonesia, guna memanfaatkan keunggulan wastra-wastra agar memenuhi standar pasar Eropa.

"Jadi, perlu semacam kemampuan untuk beradaptasi dengan pasar di sana," kata dia.

Oleh karena itu, Teten mengapresiasi eksistensi Pintu Incubator dalam mendampingi para pelaku fesyen lokal untuk go global.

"Karena tidak mudah, misalnya untuk bisa tampil di Trade Show di Paris. Harus tahu persis trade fesyen dunia, juga harus tahu persis apa keunggulan kami" terang dia.

Sehingga, kata Teten, Indonesia bisa memanfaatkan pasar global menjadi bagian dari UKM dalam mendorong dan meningkatkan kualitas produk fesyen sesuai dengan perkembangan global.

Misalnya, narasi sustainable atau bahan ramah lingkungan, serta eksplorasi Wastra Nusantara sebagai keunggulan domestik.

"Itu dari sisi market demand-nya," jelasnya.

Teten mengapresiasi keberadaan lembaga-lembaga inkubator swasta seperti Pintu Incubator, untuk memperkuat fondasi industri fesyen Indonesia.

Kendati demikian, Teten berharap pelaku industri fesyen lokal juga menggarap pasar domestik dan tidak semata fokus pada pasar di luar negeri.

Pasalnya, market nasional juga merupakan pasar yang cukup besar. Apalagi, perkembangan kelas menengah di Indonesia juga tumbuh dengan pesat.

"Bahkan, saat ini kekuatan ekonomi dunia tengah bergeser ke Asia. Jadi, brand-brand lokal mestinya menjadi pemain utama di pasar Asia, selain tentunya di dalam negeri," imbuhnya.

Terkait