Pabrik Pupuk Hidup Lagi, BUMN Ini Siap Jadikan Aceh Hub Energi
Ilustrasi Pupuk (foto: dok antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah kembali meresmikan Pabrik Pupuk Iskandar Muda Aceh yang telah ditutup sejak 2012 pada Jumat 10 Februari yang lalu.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam membangkitkan kembali pabrik PIM.

"Kami sangat berterima kasih atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang intens berkomunikasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, dan pihak terkait lainnya sehingga pabrik Pupuk Iskandar Muda 1 beroperasi kembali dan mendapat suplai gas," ujarnya dalam keterangan kepada media, Kamis 16 Februari.

Dengan beroperasinya pabrik PIM 1, lanjut Bakir, kapasitas produksi urea terpasang Pupuk Indonesia Grup bertambah sekitar 570.000 ton per tahun. Dengan beroperasinya PIM 1, maka turut melengkapi pabrik pupuk PIM 2 yang juga berkapasitas 570.000 ton per tahun.

Dengan demikian, total produksi pupuk Urea pada PIM 1 dan PIM 2 mencapai 1,14 juta ton per tahun. Selain itu, Pupuk Indonesia juga menambah kapasitas produksi pupuk jenis NPK melalui pengoperasian Pabrik NPK PIM yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Keberadaan pabrik NPK PIM yang baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun, yang mana sebagian besar dipenuhi oleh produsen pupuk swasta dan produk impor.

Dirinya menambahkan, pabrik NPK PIM ini adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga anak usaha Pupuk Indonesia. Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp 1,7 triliun ini akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh.

Lebih jauh ia menjelaskan, Pupuk Indonesia melalui Pupuk Iskandar Muda juga akan berkontribusi dalam memajukan perekonomian Aceh melalui pengembangan klaster industri hijau atau Green Industry Cluster (GIC) di KEK Arun. Salah satu upayanya dengan melibatkan PIM sebagai konsorsium BUMN Bersama PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh (PEMA).

Konsorsium ini telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan Penyertaan Modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun.

Ia melanjutkan, Pupuk Indonesia Grup akan mengembangkan hub energi masa depan yaitu blue dan green ammonia, serta biomethane. Sementara anggota konsorsium lainnya akan mengembangkan KEK sebagai LNG hub untuk mendukung produksi gas yang dihasilkan dari Blok Andaman.

"Klaster Industri Hijau ini nantinya akan berkontribusi dalam pencapaian komitmen net-zero emission pada 2060 atau sesuai Visi Indonesia 2045 mengenai ketahanan energi," pungkas Bakir.