Pemprov Bali Jajaki Kerja Sama Transportasi dengan Korsel
Gubernur Bali I Wayan Koster/DOK Pemprov Bali

Bagikan:

DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali membahas kerja sama bidang transportasi dengan Korea Selatan.

Rencana kerja sama tersebut terungkap dalam pertemuan bilateral antara Gubernur Bali Wayan Koster dengan Wakil Menteri Pertahanan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan, Yoon Sung-woon secara virtual.  

Pertemuan bilateral itu bagian dari rangkaian konferensi kerja sama Infrastruktur global yang membahas tiga isu yakni, rencana pengembangan infrastruktur kereta api di Bali, pengembangan kawasan industri untuk energi bersih dan kendaraan listrik di Kabupaten Jembrana, Bali, serta pengembangan center of excellence bidang pengembangan wilayah, infrastruktur dan transportasi di Bali.

Bali perlu terintegrasi dengan transportasi kereta api

Koster mengatakan Bali sebagai destinasi wisata internasional, perlu diperkuat dengan infrastruktur yang terkoneksi dan terintegrasi dengan mengedepankan penggunaan kereta api dan kendaraan berbasis baterai. Infrastruktur itu mendukung Bali menjadi sebagai hub pariwisata yang terus tumbuh secara berkelanjutan.

Selain itu, Koster menyebutkan Bali juga akan mendorong tumbuhnya kawasan industri untuk penyiapan energi bersih dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai wujud nyata mengimplementasikan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

"Selain itu, Bali akan mendorong pengembangan integrasi kawasan dengan sistem transportasi yang difokuskan di beberapa lokasi, yakni di Sanur, Denpasar, Sentral Parkir Kuta, Badung, Ubud, Gianyar dan di Gunaksa, Klungkung. Ini akan menjadi mode inovasi yang selanjutnya akan dikembangkan di seluruh Bali," kata Koster dalam keterangan tertulisnya, dikutip VOI, Rabu, 17 November

Koster mengharapkan, bantuan teknis dan investasi untuk dapat membangun infrastruktur di Bali dapat terlaksana, terutama infrastruktur transportasi kereta api. Dia juga menekankan Pendidikan Latihan (Diklat) akan terus dilakukan, karena Bali akan membutuhkan tenaga yang lebih handal.

"Saya optimis kerjasama Provinsi Bali dengan Korea tetap dapat dikembangkan, mengingat kedekatan culture kedua masyarakat dan hasil pertemuan ini dapat ditindaklanjuti secara konkret mulai tahun 2022," ujar Wayan Koster.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan, Yoon Sung-won menyambut baik gagasan tersebut. Dia menyebut Korsel perlu melakukan induksi dan pengenalan kemajuan industri dan sistem transportasi di Korea untuk dapat digunakan di Bali.

"Kerja sama secara sporadis sudah dimulai dengan dilakukannya penjajakan peluang pembangunan dengan pelaksanaan studi kelayakan pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) sebagai akses Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali," ujarnya.

Hal ini menurutnya sudah diperkuat pula dengan pengiriman dua orang staf Dinas Perhubungan Provinsi Bali untuk meneruskan sekolah di Korea dalam bidang perkeretaapian.

"Saya berharap, agar kerja sama ini dapat diperkuat dan dikonkretkan dengan melaksanakan studi serta perhitungan yang lebih mendetail, mengingat kondisi tanah dan budaya di Bali yang jauh lebih menantang dibandingkan di Korea," ujarnya.

Selain itu, Yoon mengharapkan agar pengiriman staf untuk bersekolah di Korea dapat dilanjutkan dan ditambah dengan kursus-kursus singkat melalui suatu kerjasama yang lebih terstruktur.

Tapi tidak hanya di bidang infrastruktur, Wamen Yoon menawarkan program- program pelatihan untuk PNS dan pegawai Pemerintah Provinsi Bali, pada berbagai sektor untuk berangkat ke Korea.

Artikel ini telah tayang dengan judul Gubernur Koster dan Wakil Menteri Korsel Bahas Rencana Proyek Kereta Api di Bali.

Selain informasi soal Pemprov Bali jajaki kerja sama transportasi dengan Korea Selatan, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di bali.voi.id Waktunya Merevolusi Pemberitaan!