Bahlil Sebut UEA Bakal Danai Ibu Kota Negara Baru Senilai Rp144 Triliun: Pak Luhut sedang Jalin Komunikasi Intens
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (Foto: Instagram @bahlillahadalia)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Uni Emirat Arab (UEA) bakal ikut mendanai proyek ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur, lewat gelontoran investasi senilai 10 miliar dolar AS. Angka tersebut setara dengan Rp144 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar).

Bahlil menjelaskan bahwa investasi tersebut merupakan bagian dari komitmen investasi UEA ke Indonesia dengan total nilai mencapai 44,6 miliar dolar AS yang tertuang dalam memorandum of understanding (MoU) dengan pemerintah Indonesia. Adapun jumlah tersebut setara dengan Rp642,2 triliun. Nota Kesepahaman tersebut telah ditekan kedua bela negara pada pekan lalu.

"Menyangkut IKN, dari 44,6 miliar dolar AS itu ada 10 miliar dolar masuk di INA, totalnya 18 miliar dolar AS. 8 miliar dolar AS itu sudah clear di sekitar apa saja, 10 miliar dolar AS masih tentatif untuk dimasukkan ke IKN," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 11 November.

Bahlil menjelaskan pemerintah UEA masih harus melakukan komunikasi yang sangat intens dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk mengalokasikan investasi mereka selain untuk di ibu kota negara.

Namun, dia menyampaikan, Pemerintah UEA masih harus melakukan komunikasi yang sangat intens dengan Luhut untuk bisa mengalokasikan investasi mereka selain untuk di IKN.

"Angkanya berapa belum kita sepakati titik tetapi dari 44,6 miliar dolar AS ini yang memungkinkan masuk ke dalam 10 miliar dolar AS itu, itu yang masih longgar sekali di titik yang lain sudah ter-breakdown. Tetapi di luar angka ini ada juga yang kita lagi komunikasikan," ucapnya.

Meski begitu, Bahlil menjelaskan potensi nilai investasi dari UEA sangat tinggi. Menurut Bahlil, kemungkinan besar UEA akan tambah nilai investasi.

Sebab, kata Bahlil, pemerintah sudah menjelaskan secara langsung kepada para investor di UEA terkait kemudian perizinan berusaha dalam undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

"Yakinlah bahwa mengalokasikan nilai investasi ke ibu kota negara di luar pasti lebih dari apa yang sudah dikomitmenkan di awal. Karena pembicaranya Pak Jokowi, Pak Luhut dan UEA itu angkanya lebih dari 10 miliar dolar AS," tuturnya.