Tahu Kembar Siam Lebih Dalam: Penyebab, Jenis, Gejala hingga Jumlah Kasus di Indonesia
Ilustrasi foto (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Kurang lebih empat jam ruang operasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi diselimuti kesibukan pemisahan dua bayi laki-laki kembar siam. Operasi berjalan lancar. Ini jadi kasus kembar siam kesekian di Indonesia. Mari kita dalami fenomena langka dalam dunia obstetri-ginekologi ini. Apa itu kembar siam? Seberapa angkanya di Indonesia?

Dimulai 08.00, operasi berakhir pukul 11.55 WIB. Setelah operasi, kedua bayi langsung dirawat di ruang intensif dalam pengawasan dokter spesialis anak konsultan intensive pediatric dan perawat khusus.

"Pemantauan terhadap bayi berinisial Ba dan Br ini dilakukan terus-menerus selama 24 jam hingga kondisinya stabil dan siap dipindahkan ke ruang rawat inap biasa," kata Direktur RSUD dr Moewardi Surakarta dr Cahyono Hadi di Solo, Rabu, 21 April.

Dua bayi berusia 14 bulan itu lahir di Karanganyar dalam kondisi kembar dempet dada sampai perut atau 'ompholapagus', dengan masing-masing memiliki organ vital utuh. Menurut Cahyono, pemantauan kondisi bayi telah dilakukan oleh tim dokter RUSD Dr Moewardi sejak keduanya lahir.

Bagaimana operasi pemisahan bayi kembar siam Ba dan Br?

Operasi ini melibatkan tim besar. Ada 18 dokter spesialis, dua dokter umum, dan perawat. Dokter spesialis yang terlibat, antara lain dokter spesialis anestesi, bedah plastik, bedah anak, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), ahli pediatri dan konsultan intensive anak, serta spesialis anestesi konsultan intensive care (KIC).

"Selain Tim Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam ini, kami juga melibatkan dokter psikiatri anak serta tim mediko legal RSUD dr Moewardi," Cahyono, dikutip dari Antara.

Tim dokter RSUD Dr Moewardi pascaoperasi bayi kembar siam (Sumber: Antara)

Dokter spesialis anestesi bertanggung jawab dalam proses persiapan, termasuk memersiapkan tempat dan pembiusan. Dokter spesialis bedah plastik bertugas melakukan insisi kulit sampai fascia, sesuai desain yang telah dibuat, juga penutupan defek sehingga bayi tersebut dipisahkan.

"Selanjutnya, dua dokter spesialis bedah anak bertanggung jawab dalam melakukan separasi hepar dan intestinal. Dua dokter spesialis BTKV melakukan back up bypass vascular untuk bayi Ba. Dan lima dokter spesialis anak dan dua dokter spesialis anestesi KIC bertugas dalam perawatan pre dan post operasi."

Untuk dua dokter umum lainnya bertugas dalam melakukan dokumentasi tindakan pemisahan. Cahyono menjelaskan biaya operasi ditanggung BPJS Kesehatan.

Apa itu kembar siam?

Kembar siam adalah kelainan, di mana sepasang bayi kembar mengalami pendempetan salah satu atau beberapa bagian tubuh. Dalam beberapa kasus, organ mereka juga terhubung.

Bagian tubuh yang paling sering menyatu adalah kepala, dada, perut, punggung, dan panggul. Kembar siam konon adalah kondisi langka.

Kondisi ini terjadi akibat tidak sempurnanya proses pembelahan pada kehamilan kembar monozigot (satu sel telur). Meski beberapa dapat bertahan hidup, bayi kembar siam memiliki potensi meninggal, baik ketika di dalam kandungan atau pascalahir. 

Bagaimana gejala kembar siam?

Tak ada gejala spesifik yang dapat diterka seorang ibu ketika mengalami kehamilan dengan janin kembar siam. Keluhan-keluhan yang terjadi biasanya serupa dengan kehamilan janin normal.

Ibu akan mengalami lemas, mual, dan muntah-muntah di masa awal kehamilan. Dan seperti kehamilan dengan janin kembar normal, rahim ibu hamil kembar siam juga lebih cepat membesar ketimbang kehamilan janin tunggal.

Ada berapa jenis kembar siam?

Sketsa kembar siam (Sumber: Commons Wikimedia)

Dikutip dari Alodokter, kembar siam dibagi menjadi beberapa. Jenisnya didasari bagian tubuh atau organ mana yang terhubung atau menempel.

  • Omphalopagus

Jenis ini adalah yang dialami dua bayi laki-laki di Karanganyar, Ba dan Br. Ompholagus adalah kondisi kembar siam, di mana perut kedua bayi saling menempel.

Umumnya, bayi kembar siam ini hanya memiliki satu liver, satu usus halus bagian bawah, dan satu usu besar. Ba dan Br beruntung karena keduanya sama-sama memiliki organ utuh masing-masing.

  • Thoracopagus

Ketika dada bayi saling menempel. Ini adalah yang paling umum. Dada merupakan bagian tubuh yang paling sering terhubung dalam kasus bayi kembar siam.

Umumnya bayi kembar dengan kondisi thoracopagus hanya punya satu jantung, satu liver dan satu usus.

  • Pygopagus

Kondisi kembar siam ini terjadi ketika punggung bawah dan bokong bayi saling menempel. Dalam kondisi pygopagus, bayi biasanya hanya punya satu saluran pencernaan.

Alat kelamin mereka biasanya juga hanya satu. Jumlah yang sama dengan organ kemih mereka.

  • Craniopagus

Kembar siam craniopagus adalah kondisi ketika kepala bayi saling meempel di bagian samping atau atas kepala.

Biasanya dua bayi hanya memiliki satu tengkorak. Meski begitu mereka memiliki otak yang berbeda dan terpisah.

  • Ischiopagus

Kembar siam ini terjadi ketika panggul bayi saling menempel, baik berhadapan ataupun saling membelakangi.

  • Parapagus

Ketika panggul, perut, dan dada bayi saling menempel dalam posisi menyamping.

  • Cephalopagus

Wajah bayi saling menempel. Umumnya, wajah mereka berada di sisi saling berlawanan.

Bayi kembar siam dengan kondisi ini umumnya hanya memiliki satu otak. Sangat sulit bagi mereka bertahan hidup.

  • Rachipagus

Tulang belakang kedua bayi saling menempel. Kasus ini sangat jarang ditemukan.

  • Parasitik

Dalam kondisi ini, fisik salah satu bayi kembar berukuran lebih kecil dan tak terbentuk sempurna.

Apa sih penyebab kembar siam? Apa bisa dicegah?

Kita sudah singgung sedikit di atas soal apa itu kembar siam. Lalu, penyebabnya apa? Iya, kembar siam terjadi ketika pembelahan janin kembar monozigot (satu sel telur) terlambat dan akhirnya tak selesai sempurna.

Jadi, proses pembelahan itu biasanya terjadi dalam delapan sampai 12 hari setelah sel telur bertemu sperma. Jika terlambat dan melebihi jangka waktu tersebut, maka pembelahan cenderung terhenti dalam proses yang belum sempurna.

Itulah yang menyebabkan bayi terlahir dalam kondisi menempel. Ada juga teori lain yang menyebut kembar siam terjadi akibat dua sel telur yang awalnya terpisah kembali menyatu dan menempel selama masa kehamilan.

Sayang, belum banyak studi lanjutan soal kembar siam. Karena belum pastinya penyebab dan faktor risiko, maka kembar siam sulit dicegah.

Adapun hal terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan kontrol kehamilan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Kontrol rutin setidaknya dapat membantu orang tua mengetahui kondisi kembar siam lebih dini.

Jumlah kasus kembar siam di Indonesia

Bayi kembar siam (Sumber: Commons Wikimedia)

Kembar siam, bagaimanapun tergolong sebagai kondisi medis langka. Situs resmi Universitas Airlangga (Unair) mencatat skala kejadiannya berkisar di angka 1:50.000 hingga 1:200.000 dari angka bayi lahir yang hidup.

Asia Tenggara jadi wilayah dengan angka kembar siam tertinggi di dunia. Selain Asia Tenggara adalah Afrika.

Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK UNAIR Surabaya Agus Harianto menjelaskan, rasio kembar siam lebih didominasi perempuan dibanding laki-laki, dengan perbandingan 3 :1.

Di Indonesia, angka kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun. "Sejak tahun 1975 hingga 2017 RSUD Dr Soetomo FK UNAIR telah merawat lebih dari 80 kasus kembar siam yang tersebar diseluruh Indonesia,” ungkap dia.

Penanganan kembar siam di Indonesia amat berbeda. Banyak faktor dan kompleksitas yang harus dihadapi. Salah satunya terkait geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Masalah lain adalah minim dan tidak meratanya fasilitas dan institusi kesehatan yang tersedia untuk penanganan kembar siam. Kemiskinan juga jadi masalah.

Meski belum diketahui relasi terperinci antara kondisi ekonomi dan kelahiran bayi kembar siam, yang jelas Agus menyebut sebagian besar orang tua pasien kembar siam adalah kalangan menengah ke bawah.

Per Oktober 2018, dari 85 kasus kembar siam, hanya 37 kasus (43,5 persen) yang survive. Sebagian besarnya, 48 kasus (56,5 persen) kasus kembar siam, bayi-bayi tak terselamatkan.

*Baca Informasi lain soal KESEHATAN atau baca tulisan menarik lain dari Bagus Santosa juga Yudhistira Mahabharata.

BERNAS Lainnya