Viral Video Anggota TNI di Buleleng Bali Tendang Warga, Awal Mula Pemicunya Dandim Sempat Dipukul 
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

BULELENG - Potongan video yang memperlihatkan anggota TNI menendang warga di Buleleng, Bali, viral di media sosial.

Rupanya, dua remaja yang ditendang anggota TNI sempat memukul Dandim Buleleng dari belakang. Spontan anggota TNI yang lain bertindak tegas.

"Saat kejadian itu, saya Dandim Buleleng dipukul kepala saya dari belakang, sama  salah satu dua orang itu yang lagi viral dipukuli sama anggota. Kepala saya, dipukul dari belakang kemudian saya bingung siapa yang mukul saya. Nah, saat itulah anggota saya yang berada di kanan kiri saya langsung spontan, karena dia (anggota) tau dipukullah orang itu. Begitulah ceritanya," kata Dandim Buleleng Muhammad Windra saat dihubungi, Senin, 23 Agustus.

Awalnya peristiwa itu terjadi saat pihaknya sedang melakukan  swab test antigen di desa di Buleleng, Bali. Hal itu dilakukan karena sebelumnya terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan 2 orang meninggal dunia.

Selain itu, sekitar 2 pekan lalu, masyarakat Sidetapa berkerumun dan sama-sama menuju ke RSUD Buleleng. Massa melakukan pengambilan paksa terhadap jenazah yang meninggal terkonfirmasi COVID-19.

Namun karena keinginan mereka dihalangi petugas  rumah sakit, kaca ruang jenazah rumah sakit itu dipecahkan. 

Karena peristiwa itu, Kapolres Buleleng berkoordinasi dengan Dandim Buleleng untuk mengamankan petugas di Rumah Sakit Santhi Graha Seririt yang didatangi massa.

"Sehingga dari data dua itu, kemarin saya dengan Kapolres Buleleng ke sana sambil menyerahkan sembako bantuan. Kami, berdiskusi dan dari hasil diskusi dengan toko-toko masyarakat dengan Bapak Camat dan Kepala Desa dan Kelian adatnya,  tokoh adatnya kami peroleh informasi dan mencapai kesepakatan untuk hari ini kami mentesting dan mentracing kemungkinan warga Sidetapa yang kemungkinan positif COVID-19," ujarnya.

Tapi saat sedang melaksanakan testing dan tracing kepada 104 orang dan diperoleh 4 orang positif, terjadi perlawanan. Ada yang menolak tes COVID-19. 

Ada yang melarikan diri dan menabrak petugas dengan motor. Dari sini, anggota memulai tindakan persuasif. 

"Saat kejadian itu, tiba-tiba kepala saya dipukul dari belakang. Jadi yang (video) di Instragram hanya sepotong dari versi mereka saja. Jadi kenapa kita di sana? mereka ini budanya memang keras suka arogan, kemudian kalau bahasa kita sok-sokan tidak mau diatur oleh petugas, kemudian vaksinasi paling rendah pencapaiannya karena tidak mau. Iya seperti itu kondisinya," ungkapnya.

Sementara, untuk kedua remaja yang melakukan perlawanan sudah berada di rumahnya dan pihaknya sudah memaafkan kedua remaja tersebut.

"Kalau maunya anggota saya yang mukul tadi diproses hukum secara militer. Tapi saya sampaikan tadi, saya secara pribadi memaafkan mereka. Kepala saya dipukul, banyangkan Dandim yang sedang melaksanakan tugasnya dan melaksanakan perintah presiden testing dan tracing dipukul dari belakang. Yang saya tidak suka, mukulnya kok dari belakang. Kemudian, karena melihat komandannya dipukul anak buah saya bereaksi, kejadian seperti itu," ujarnya.

"Kalau, memang mereka mau minta maaf atau tidak melanjutkan permasalahan ini saya anggap okelah, reiiko tugas, risiko saya melaksanakan tugas tanggung jawab saya sebagai Dandim Buleleng. Tapi, kalau mereka mau memprosesnya lebih lanjut, saya juga mau mengajukan tuntutan secara hukum," ujar Dandim Buleleng.