Ganjar Beri Saran ke Presiden Jokowi Soal Penyaluran Obat Gratis: Kasihin ke Kades Aja
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memberi saran kepada pemerintah pusat terkait penyaluran bantuan paket obat dan vitamin gratis. Kata Ganjar, lebih baik penyaluran obat tersebut diserahkan kepada kepala desa.

"Masukan saya ke (pemerintah) pusat adalah ketika ada vitamin mau dibagi, ketika ada beras mau dibagi-bagi, kasihin aja ke kades-kades. Itu enggak apa-apa," kata Ganjar dalam diskusi virtual, Sabtu, 24 Juli.

Presiden Jokowi memang telah menginstruksikan penyaluran bantuan dikoordinasikan Panglima TNI. Panglima TNI memerintahkan jajarannya untuk mendistribusikan.

Namun, Ganjar menuturkan, aparat Babinsa dan Bhabinkamtibmas di tiap wilayah bisa berperan untuk membantu kepala desa.

"Babinsa Bhabinkamtibmas bantu aja bantu aja. Ini saya kasih catatan terbuka, karena TNI-Polri memang di BKO kan mendukung, tapi tidak pada fungsi utama soal itu," ungkap Ganjar.

Selain itu, Ganjar mengaku telah menekankan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk membentuk call center hingga ke desa-desa. Menurutnya, hal itu penting dalam membantu masyarakat.

Call center tersebut, kata Ganjar, bisa dimanfaatkan masyarakat yang ingin melakukan konsultasi hingga meminta pelayanan medis.

"Desa biasanya punya komunitas WA grup mereka bisa komunikasi langsung tapi call center menjadi penting karena hari ini orang minta makanan, hari orang tanya bed di rumah sakit, hari ini mereka butuh oksigen hari ini mereka butuh vaksin," tuturnya.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi mulai membagikan paket obat dan vitamin gratis untuk pasien isolasi mandiri (isoman) COVID-19 di Jawa dan Bali sejak tanggal 15 Juli.

Dari 300 ribu paket obat dan vitamin yang dibagikan tersebut, pemerintah membaginya menjadi tiga paket yaitu paket 1 berisi vitamin untuk warga dengan hasil PCR (polymerase chain reaction) positif tanpa gejala atau OTG.

Paket 2 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman. Paket 3 terakhir berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan, awalnya puskesmas atau bidan desa mendata pasien isolasi mandiri di daerahnya masing-masing. Sebab, pencatatan awal kasus positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab RT PCR berada di tingkat puskesmas.

"Pembagiannya akan disesuaikan dengan data yang dimiliki oleh puskesmas, dengan persyaratan yg sudah ditentukan oleh puskemas, di antaranya hasil swab dan memang masyarakat tersebut harus melaksanakan isoman," kata Hadi di Istana Merdeka, Kamis, 15 Juli.

Lalu, jika ada pasien isoman yang belum terdaftar di puskesmas, Hadi mengimbau agar RT dan RW setempat melaporkan kepada puskesmas atau bidan desa, disertai dengan hasil RT PCR.

"Apabila memang ingin mendapatkan obat tersebut, silahkan langsung menyampaikan ke bidan desa, kemudian petugas-petugas puskesmas," ucap Hadi.

Setelah didata, petugas puskesmas akan melakukan triase, mengklasifikasi pasien isoman mana yang mengalami gejala ringan, sedang, atau berat, hingga tanpa gejala.