Sebut Perang yang Tidak Bisa Dimenangkan, Presiden Biden Minta Afghanistan Tentukan Nasibnya Sendiri
Ilustrasi militer Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/US Army)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe menegaskan keputusannya untuk menarik pulang seluruh pasukannya dari Afghanistan, seraya menegaskan rakyat Afghanistan harus menentukan masa depannya sendiri, daripada mengorbankan generasi Amerika lainnya dalam perang yang tidak dapat dimenangkan.

Berbicara di Ruang Timur Gedung Putih, Presiden Biden mengatakan militer Afghanistan memiliki kemampuan untuk mengusir Taliban, yang dalam beberapa pekan terakhir semakin kuat dan menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya perang saudara.

Presiden Biden menetapkan tanggal target 31 Agustus untuk penarikan terakhir pasukan AS, dikurangi sekitar 650 tentara untuk memberikan keamanan bagi kedutaan AS di Kabul.

Sudah lama skeptis dengan kehadiran militer 20 tahun di sana, Presiden Biden mengatakan Amerika Serikat telah lama mencapai tujuan menyerang Afghanistan pada tahun 2001, membasmi Al-Qaeda, mencegah peristiw 11 September 2001 terulang dan dalang serangan tersebut, Osama bin Laden berhasil dilumpuhkan pada 2011 silam.

"Kami mencapai tujuan itu, itu sebabnya kami pergi. Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa. Dan itu adalah hak dan tanggung jawab rakyat Afghanistan sendiri untuk memutuskan masa depan mereka dan bagaimana mereka ingin menjalankan negara mereka," kata Presiden Biden mengutip Reuters Jumat 9 Juli.

as di bagram
Ilustrasi militer AS di Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan. (Wikimedia Commons/MSgt Benjamin Bloker)

Biden meminta negara-negara di kawasan itu untuk membantu mewujudkan penyelesaian politik, yang sulit dipahami antara pihak-pihak yang bertikai. Dia mengatakan, Pemerintah Afghanistan harus mencari kesepakatan dengan Taliban untuk memungkinkan mereka hidup berdampingan secara damai.

Dia mengatakan, satu-satunya cara akan ada perdamaian dan keamanan di Afghanistan adalah jika mereka bekerja dengan modus vivendi dengan Taliban. Dan kemungkinan akan ada satu pemerintah bersatu di Afghanistan yang mengendalikan seluruh negara sangat tidak mungkin.

Pidato tersebut mewakili komentar Biden yang paling luas hingga saat ini tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan, di bawah tekanan dari para kritikus untuk memberikan penjelasan lebih lanjut atas keputusannya untuk mundur.

Presiden Biden mengatakan, AS berencana untuk memindahkan ribuan penerjemah Afghanistan ke luar negeri untuk mengantisipasi berakhirnya misi militer AS di negara itu.

Mereka akan dipindahkan ke negara ketiga dan dapat mengajukan permohonan visa AS untuk memasuki Amerika Serikat, katanya. Lokasi masih dalam pengerjaan. Guam, Qatar dan Uni Emirat Arab adalah lokasi yang memungkinkan, kata seorang pejabat senior pemerintah.

Untuk diketahui, militer AS akhir pekan lalu meninggalkan Pangkalan Udara Bagram yang selama ini menjadi markas operasi militer di Afghanistan. Pentagon mengatakan penarikan pasukan AS sudah 90 persen selesai.

Washington setuju untuk menarik diri dalam kesepakatan yang dinegosiasikan tahun lalu oleh mantan Presiden Donald Trump. Dengan Presiden Biden menolak para pemimpin militer yang ingin mempertahankan kehadiran yang lebih besar, untuk membantu pasukan keamanan Afghanistan dan mencegah Afghanistan menjadi tempat pementasan bagi kelompok-kelompok ekstremis.