Meski Kasus Naik Terus, Ternyata Angka Testing-<i>Tracing</i> COVID-19 di Jawa-Bali Masih Rendah
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pertambahan kasus baru COVID-19 di Indonesia saat ini terus melonjak. Hal ini seiring dengan jumlah spesimen yang diperiksa yang terus meningkat, rata-rata lebih dari 150 ribu pemeriksaan per hari.

Namun, Juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut angka pemeriksaan (testing) dan penelusuran kontak (tracing) di Jawa dan Bali saat PPKM Darurat masih rendah dan belum mencapai target.

"Terlepas dari peningkatan jumlah testing yang dilaporkan, jumlah ini masih 38 persen dari jumlah yang ditargetkan dilakukan di Jawa-Bali setiap harinya yaitu sebanyak 324.000 tes," kata Nadia dalam konferensi pers virtual, dikutip Kamis, 8 Juli.

Selain itu, jumlah pelacakan kasus atau tracing di Jawa dan Bali juga belum optimal. Diketahui, positivity rate COVID-19 Jawa-Bali saat sebesar 19,9 persen pada minggu ini dan sempat berada pada angka 24,7 persen pada minggu lalu.

Sementara, Kementerian Kesehatan menargetkan setiap daerah di Jawa dan Bali, yang memiliki pertambahan kasus tinggi, melakukan penelusuran minimal kepada 15 kontak erat untuk menekan penyebaran kasus.

"Di tingkat provinsi, pelacakan yang dilaporkan masih sangat rendah, jauh dari target yang diharapkan yaitu sekurang-kurangnya 15 kontak erat per kasus," tuturnya.

Karenanya, Nadia meminta semua pemerintah dan pemangku kepentingan di Jawa dan Bali untuk berupaya keras  meningkatkan kapasitas respon di wilayah kerjanya. target jumlah testing, pelacakan, dan konversi tempat tidur perawatan harus ditingkatkan sesuai ketentuan.

"Kita semakin mendorong jumlah testing dapat ditingkatkan sehingga kita bisa segera memisahkan kasus yang sakit dari populasi yang sehat," jelas Nadia.

"Penemuan yang diikuti dengan isolasi kasus ditindaklanjuti dengan pelacakan dan karantina kontraknya merupakan upaya upaya untuk memutuskan rantai penularan," lanjutnya.