Tahun Depan Jadi Presidensi G20, Ini Fokus Indonesia
Ilustrasi G20 2021 Italia. (Tangkapan layar www.G20.org)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengapresiasi dukungan dari sejumlah negara sahabat, terkait dengan Presidensi Negara-negara G20 tahun depan. Ia pun menyebut kesiapan Indonesia melanjutkan Presidensi G20 setelah tahun ini oleh Italia.

Ini disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan bilateral secara terpisah-pisah dengan Menlu Brunei Darussalam, India, Jepang, Singapura dan Spanyol, jelang pertemuan puncak Menteri Luar Negeri G20 di Matera, Italia Senin 28 Juni. Pertemuan puncak akan digelar hari ini waktu Italia. 

"Negara-negara G20 menyampaikan dukungan penuh terhadap presidensi Indonesia tahun depan. Tahun ini, Indonesia telah menjadi bagian dari troika G20 bersama Saudi Arabia dan Italia," sebut Menlu Retno dalam keterangan tertulisnya, Selasa 29 Juni.

Lebih jauh Menlu Retno mengatakan, sebagai Presidensi G20, visi Indonesia adalah memusatkan perhatian pada pemulihan global setelah pandemi COVID-19. Pemulihan dimaksud sebagai pemulihan kuat, inklusif dan bermanfaat bagi negara G20 dan dunia.  

"Kita akan membangun konsensus menjadi bridge builder dan memastikan kepentingan negara berkembang tercermin dalam keputusan-keputusan G-20," terang Menlu Retno.

"Dalam upaya ini, Presidensi Indonesia akan mendorong sejumlah isu prioritas antara lain: produktivitas, resilience atau ketahanan, sustainaibility, kemitraan atau enabling environment serta global leadership atau kepemimpinan global," paparnya.

Menlu Retno menambahkan, Indonesia akan mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif dan hijau, termasuk melalui penguatan ekonomi digital, pemberdayaan perempuan dan pemuda. 

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno juga membahas penguatan diplomasi di bidang kesehatan. Program vaksinasi global yang berlangsung saat ini memberikan secercah harapan untuk keluar dari pandemi. Namun, harapan tersebut belum merata di seluruh dunia akibat tingginya kesenjangan vaksin antara negara maju dengan negara berkembang. 

Diterangkan Menlu Retno, munculnya varian baru lebih mendorong dunia untuk mempercepat vaksinasi secara equal. Dalam kaitan ini, Indonesia terus mendorong diterapkannya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.

"Beberapa yang disampaikan Indonesia untuk mempercepat vaksinasi antara lain, berbagi dosis atau doses-sharing, mendukung proposal TRIPS waiver berupa penghapusan sementara hak cipta untuk vaksin dan pengobatan COVID-19, serta menutup kesenjangan pembiayaan untuk ACT-Accelerator," pungkasnya.