Menkes: Perawatan Tenaga Kesehatan Terpapar COVID-19 Harus Diprioritaskan
FOTO ILUSTRASI/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku sedih melihat tenaga kesehatan semakin banyak yang terpapar COVID-19. Namun Menkes juga mengaku lega sebab saat ini keparahan gejala COVID-19 pada tenaga kesehatan rata-rata lebih ringan dibanding sebelumnya.

"Tenaga kesehatan kita banyak jg yang terkena. Saya terus terang sedih, tapi di sisi lain juga saya lega. Dibandingkan dengan Januari-Februari, yang terkena Saat ini lebih banyak tanpa gejala dan juga bergejala ringan," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 25 Juni.

Namun, Budi tak menampik masih ada tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 dan memiliki gejala berat, bahkan sampai meninggal dunia. "Yang paling menyedihkan buat saya ada tenaga kesehatan yang wafat," ujar Budi.

Terbaru, seorang relawan tenaga kesehatan di RS COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran bernama Liza Putrie Noviana meninggal karena terpapar COVID-19. Liza dirawat di IGD sejak tanggal 3 Juni. Lalu, pada 8 Juni kondisinya semakin memburuk.

Kondisi Liza yang terus memburuk membuatnya harus menggunakan alat bantu pernapasan. Sehingga dia harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU RS Persahabatan. Hingga akhirnya, ia meninggal dunia pada Kamis, 24 Juni.

Karena itu, Budi menginstruksikan pada seluruh rumah sakit untuk memprioritaskan penanganan COVID-19 kepada tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar.

"Saya sudah menginstruksikan ke RS agar mereka harus memprioriaskan nakes. Kalau ada nakes yang terkena itu harus diprioritaskan agar mereka bisa dilayani dengan sebaik-baiknya," ungkap dia.

Menkes Budi juga mengaku dirinya sering ditanya soal kapan pandemi COVID-19 berakhir. Ia mengaku tak bisa menjawab. Sebab, apapun kondisi pandemi tergantung dengan sikap masyarakatnya.

"Sulit menjawab dengan pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Karena setelah saya melihat pola pandemi ini, ini semuanya bergantung pada kita. Berapa lama padnemi ini itu tergantung pada kita, berapa banyak kasusnya akan naik itu tergantung pada kita. Berapa banyak orang yang masuk RS nakes yang sakit itu juga tergantung pada kita," jelas Budi.