Setelah Perang 11 Hari, Israel - Hamas Sepakat Gencatan Senjata
Puing-puing bangunan sisa serangan udara Israel. (Wikimedia Commons/Masser)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Palestina dan Kelompok Bersenjata Hamas menyepakati gencatan senjata, usai pertempuran 11 hari yang menewaskan ratusan penduduk dan melukai ribuan lainnya. 

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya telah memilih dengan suara bulat untuk mendukung gencatan senjata Gaza. 

"Timbal balik dan tanpa syarat" bunyi pernyataan kantor Netanyahu seperti yang diusulkan Mesir sebagai mediator, melansir Reuters Jumat 21 Mei, kendati Israel belum menentukan kapan gencatan senjata berlaku. 

Sementara, dua kelompok bersenjata di Palestina, Jihad Islam dan Hamas menyebut, kesepakatan gencatan senjata ini berlaku mulai Jumat pukul 02.00 dinihari waktu setempat.

Hamas mengatakan gencatan senjata akan saling menguntungkan kedua pihak yang bertikai dan simultan.

"Perlawanan Palestina akan mematuhi perjanjian ini selama pihak Israel melakukan hal yang sama," kata Taher Al-Nono, penasihat media untuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Namun, juru bicara Hamas Abu Ubaida mengancam akan menembakkan roket yang akan mencapai seluruh Israel, jika melanggar gencatan senjata atau ada serangan terhadap Gaza.

"Dengan pertolongan Tuhan, kami dapat mempermalukan musuh, entitasnya yang rapuh dan tentaranya yang buas," sebutnya.

Israel sendiri menyebut, gencatan senjata ini tidak akan disertai dengan penarikan pasukannya dari Yerusalem, seperti syarat yang diminta oleh Kelompok Hamas. 

Terpisah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan Wilayah Palestina untuk bekerja demi menegakkan gencatan senjata, sebut TV pemerintah Mesir.

Untuk diketahui, sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, telah tewas dan lebih dari 1.900 terluka akibat serangan udara Israel. 

Sementara, Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang di Gaza. Mengenai korban di pihaknya, Israel menyebut 12 orang tewas dan ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat orang bergegas ke tempat penampungan.