Ibu di Tulungagung yang Racuni Anaknya hingga Tewas Saat Coba Bunuh Diri Ditahan Polisi
Kapolres Tulungagung, AKBP Teuku Arsya Khadafi memimpin gelar perkara ibu bunuh anak di Mapolres Tulungagung, Jumat (22/2/2024) (ANTARA/HO - Joko Pramono)

Bagikan:

TULUNGAGUNG - Aparat kepolisian di Satuan Reserse dan Kriminalisasi Polres Tulungagung, Jawa Timur menahan seorang ibu muda yang tega membunuh anaknya sendiri yang masih balita dengan cara diracun.

Pelaku yang diinisial YM, dihadirkan dalam rilis Satreskrim Polres Tulungagung dengan posisi tangan terborgol dan mengenakan baju oranye. YM kini berstatus tersangka.

"SaudaraiYM sebagai tersangka atas meninggalnya balita berinisial SC (5) yang meninggal di tempat tidurnya pada 31 Januari 2024," kata Kapolres Tulungagung, AKBP Teuku Arsya Khadafi  dilansir ANTARA, Jumat, 23 Februari.

Penetapan YM didasari penyelidikan yang dilakukan oleh polisi, yang menganggap kematian SC tidak wajar.

Pada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya anak semata wayangnya.

"Tersangka tidak menyampaikan jika dirinya dan korban sempat meminum obat serta racun," katanya.

Dari penyelidikan, akhirnya didapat informasi jika terdapat konflik antara tersangka dan suami korban.

Konflik ini menjadi pintu masuk petugas untuk melakukan penyelidikan.

"Akhirnya peristiwa mengajak anaknya bunuh diri ini terungkap," paparnya.

Aksi nekat YM lantaran ancaman suaminya yang berencana untuk menceraikan dan membawa buah hatinya. Lantaran tak mau berpisah dengan anak semata wayangnya, YM melakukan bunuh diri bersama SC.

Namun nyawa YM bisa diselamatkan, sedang SC ditemukan meninggal di atas tempat tidur.

Dalam proses pemeriksaan terhadap tersangka didampingi oleh psikolog.

Hasilnya, psikolog menyatakan bahwa kondisi kejiwaan tersangka dinyatakan mampu menghadapi proses hukum yang berjalan.

 

Sementara itu Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Tulungagung, Ipda Fatahillah katakan dalam pemeriksaan yang dilakukan ditemukan racun dalam tubuh korban.

"Dari keterangan dokter ahli, walau setetes pun (racun tikus) tidak boleh ditemukan dalam tubuh manusia," katanya.

Sebelumnya, SC (5) warga Desa Kepuh rejo Kecamatan Ngantru ditemukan meninggal dunia di tempat tidurnya, Kamis (1/2/24), sedang ibunya dalam kondisi kritis.

Korban pertama kali diketahui meninggal sekitar pukul 03.30 WIB. dini hari oleh neneknya.

Keseharian korban dititipkan pada nenek korban. Sebab kedua orang tuanya bekerja berjualan nasi goreng di Pasar Ngantru.

Korban biasanya dijemput oleh ibunya tiap jam 22.00 WIB untuk diajak pulang. Ayah korban menyusul pulang sekitar pukul 00.00 WIB.

Namun pada waktu kejadian ibu korban mengeluh sakit dan dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 01.30 WIB dini hari. Korban lalu dititipkan pada neneknya.

Nenek korban yang langsung menuju kamar korban dan tidur bersama korban. Nenek korban mengira korban tertidur dan sempat mengipasi tubuh korban.