Bagaimana Bisa Penyintas COVID-19 Tertular Kembali? Ini Penjelasan Satgas
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta penyintas COVID-19 untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M.

Sebab, meskipun pernah terinfeksi virus corona dan dinyatakan sembuh, seseorang masih bisa tertular kembali (reinfeksi). 

Wiku mendapat kasus reinfeksi dari pelaku perjalanan yang sebelumnya telah sembuh dari COVID-19 namun didapati positif kembali saat diperiksa sebelum masuk ke Indonesia. 

"Berdasarkan studi ilmiah, reinfeksi memang mungkin terjadi," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 23 Februari.

Wiku menyebut infeksi pada setiap orang menimbulkan efektivitas antibodi yang berbeda-beda, baik dari kadar maupun jangka waktunya. 

Virus SarsCov2 adalah tipe virus corona yang baru, sehingga imunitas yang terbentuk setelah terpapar masih menjadi tanda tanya bagi para ilmuwan.

"Sehingga, hasil studi tersebut masih bersifat dinamis namun perlu diingat, reinfeksi ini dapat trjadi karena berbagai hal," ujar Wiku.

Menurut Hongkong Medical Journal tahun 2020, COVID-19 masih dapat bersembunyi di dalam tubuh. Hal ini bisa juga karean kontaminasi silang dari strain virus lainnya, atau hasil pemeriksaan positif palsu falese positif atau metideo pengambikan spesimen yang salah, 

"Oleh karena itu, untuk dapat melindungi diri dari renifeksi, maka para penyintas COVID-19 harus selalu disiplin terhadap protokol kesehatan," jelas Wiku.

Sementara, dalam studi yang dilakukan Sars-Cov-2 Immunity & REinfection EvaluatioN (SIREN) dari Public Health England pada rentang waktu 18 Juni - 24 November 2020, ada 44 potensi infeksi ulang, dari 6.614 peserta yang telah dites positif untuk antibodi.

Penasihat Medis Senior Public Health England sekaligus pemimpin studi SIREN Profesor Susan Hopkins mengungkapkan, mereka yang sebelumnya menderita COVID-19 kemungkinan tidak akan mengalami kasus yang parah, jika kembali terinfeksi.

"Ini berarti, jika Anda yakin Anda sudah mengidap penyakit itu dan terlindungi, Anda dapat diyakinkan tidak mungkin mengalami infeksi parah. Tetapi, masih ada risiko bahwa Anda dapat tertular dan menularkan ke orang lain," paparnya melansir euronews.