RSUP Prof Ngoerah Bali Kremasi 16 Jenazah Terlantar, 3 di Antaranya WN Jerman-Aussie
DOK Humas RSUP Prof Ngoerah

Bagikan:

DENPASAR - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr I GNG Ngoerah (Sanglah) Denpasar, Bali, melakukan kremasi terhadap 16 jenazah terlantar atau tidak diketahui identitasnya.

Belasan jenazah itu diletakkan dalam 16 peti dan dikremasi di Taman Krematorium Mumbul, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

"Ada kurang lebih 16 jenazah yang harus kita kremasi setelah melalui proses panjang. Mereka tidak memperoleh pengakuan dari keluarga maupun dari institusi yang terkait sehingga diserahkan kepada kami RSUP Prof  Ngoerah untuk dilaksanakan kremasi secara massal pada dua har," kata Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, Rabu, 4 Oktober.

Jenazah terlantar yang sudah dibebaskan di RSUP Prof. Ngoerah sebanyak 16 jenazah, tiga di antaranya adalah Warga Negara Asing (WNA), yaitu dua jenazah berasal dari Australia dan satu jenazah dari Jerman.

Ke-16 jenazah ini terdiri dari 7 jenazah bayi dan 8 jenazah dewasa. Sementara, jenazah terlama sejak tahun 2021 dan jenazah terbaru sejak tahun 2022. Sementara, untuk biaya pembebasan perawatan dan penitipan jenazah di RSUP Prof Ngoerah sebesar Rp 2.386.276.800.

"Pada Kremasi tahun ini, ada tambahan jenazah dari RSUP Bali Mandara sebanyak satu jenazah yaitu WNA Jerman. Jadi total jenazah yang dikremasi pada tahun ini sebanyak 16 jenazah," ujarnya.

"Proses ini cukup panjang dan jenazah ini sudah tidak ada yang mengakui atau telantar di RSUP Prof Ngoerah ada yang paling lama dua tahun yang lalu sejak Agustus 2021, dan yang terakhir adalah bulan Maret 2022," imbuhnya.