2 Warga Semuluh Lor Luka Kulit Mirip Gejala Antraks, Dinkes Gunungkidul Terjun Ambil Sampel Darah
Arsip Foto. Petugas kesehatan hewan memberikan suntikan vaksin antraks pada hewan ternak di Gunungkidul. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)

Bagikan:

DIY - Sebanyak dua warga Padukuhan Semuluh Lor, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, dilaporkan mengalami luka kulit serupa gejala antraks. Dinas Kesehatan (Dinkes) turun tangan ambil sampel darah warga lainnya.

"Pengambilan sampel darah ini untuk mengetahui apakah ada masyarakat yang terkena antraks," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gunungkidul Sidig Hery Sukoco di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis 20 Juli, disitat Antara.

Ia menyampaikan, temuan dua warga bergejala serupa antraks diduga berkaitan dengan brandu yang dilakukan oleh warga Padukuhan Semuluh Lor pada satu kambing milik warga.

Brandu yakni tradisi warga untuk membeli hewan ternak yang sakit dengan iuran bersama kemudian menyembelihnya dan membagi-bagi dagingnya untuk dikonsumsi.

Dinkes Gunungkidul memeriksa sampel darah warga yang mengalami luka serupa gejala antraks serta 20 orang lain yang ikut mengkonsumsi daging kambing yang di-brandu.

"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel darah. Semoga hasilnya negatif semua," kata Sidiq.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan bahwa dua orang yang diduga terserang antraks lukanya berangsur-angsur sembuh.

Dewi mengimbau warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta memastikan makanan yang dikonsumsi aman dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit.

"Pastikan makanan yang dikonsumsi benar-benar sehat dan tidak terkontaminasi penyakit," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Retno Widiastuti mengatakan, dinas sudah menurunkan petugas untuk menelusuri penularan antraks di Semuluh Lor, termasuk memeriksa sampel tanah di sekitar tempat tinggal warga yang diduga terserang antraks.

Berdasarkan penelusuran petugas, menurut dia, dua warga yang diduga terserang antraks sebelumnya menyembelih kambing dan mengonsumsi dagingnya.

"Untuk kasus di Semuluh Lor belum ada dan sekarang baru dugaan. Untuk kepastian masih menunggu hasil tes. Hingga sekarang juga belum ada laporan ternak mati," katanya.

Antraks tergolong zoonosis, penyakit hewan yang bisa menular ke manusia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus anthracis ini umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba.

Manusia bisa tertular antraks bila melakukan kontak langsung dengan luka terbuka pada hewan ternak yang terinfeksi, menghirup udara yang mengandung spora antraks, atau mengonsumsi daging hewan yang terserang antraks.