Waspada, Cuaca Ekstrem Masih ‘Mengintai’ Bali
Banjir di Denpasar/DOKUMENTASI PEMKOT DENPASAR

Bagikan:

DENPASAR - Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi sepekan ke depan di sejumlah wilayah Pulau Bali. Warga diminta mewaspadai potensi banjir.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali,

I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan dengan intensitas hujan ringan dan lebat.

"Potensi ada (cuaca ekstrem), tapi secara umum berawan (dan) secara umum potensi hujan intensitas ringan sampai dengan lebat, itu masih ada," kata Wiryajaya, Senin, 10 Oktober.

Pulau Bali disebut BMKG sudah memasuki musim penghujan pada September 2022, tetapi tidak merata hanya di sejumlah daerah. Namun, pada Desember diprediksi hujan akan merata di seluruh wilayah Pulau Dewata. 

Sedangkan puncak musim hujan diprediksi pada Januari 2022, tetapi tidak merata di seluruh wilayah.

"Kita tahu, Bali ini sudah masuk musim hujan sampai Desember yang puncaknya kita prediksi sekitar Januari, tapi tidak bersamaan itu. 

Tapi Desember seluruh wilayah Bali sudah masuk musim penghujan," imbuhnya.

Untuk kecepatan angin di Bali yaitu 16 knot tetapi untuk curah hujan yang terjadi pada Sabtu (8/10) dan berdampak di sejumlah titik di wilayah Denpasar dan Badung, Bali.

"Intensitas (hujan) termasuk ekstrem itu 150 mm per hari. Ada fenomena atau gangguan cuaca kita, adanya La Nina yang berdampak kepada bertambahnya curah hujan dari kondisi normalnya," sambung Wiryajaya.

Namun menurut BMKG, dampak fenomena La Nina tidak seluruhnya berimbas ke seluruh wilayah Bali. Untuk intensitas curah hujan di Bali kendati lebat dengan durasi singkat.

"Ini peralihan musim dan itu umum terjadi. Fenomena La Nina mempengaruhi curah hujan tapi dampaknya tidak ke semua daerah dan beda-beda, tidak semua wilayah (dipengaruhi La Nina)," ujarnya.

Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan penyebab banjir di sejumlah titik di wilayah Kota Denpasar, pada Sabtu (8/10), dikarenakan adanya saluran air yang tersumbat serta daya tampung saluran air yang melebihi batas. 

"Jadi karena kita  di hilir, intensitas hujan yang meningkat, terlebih di hulu dan hilir membuat saluran air penuh, kondisi inilah yang membuat terjadinya genangan di beberapa titik, namun sudah kita tangani," katanya.

Titik banjir di wilayah Kota Denpasar pada akhir pekan lalu terjadi di  Jalan Pura Demak, Jalan Tukad Irawadi, Kawasan Jalan Sedap Malam, Sanur, Kawasan Jalan Imam Bonjol Gang Air Mancur.

Kemudian Banjar Tenten, SDN 21 Dauh Puri, Jalan Kertapura VII, Jalan Siulan, dan Jalan WR. Supratman Gang V Tohpati.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung I Ketut Murdika mengatakan untuk terjadinya banjir di sejumlah titik di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, karena cuaca ekstrem ditambah sungai atau Tukad Mati meluap.

"Cuaca ekstrem curah hujan tinggi dan Tukad Mati meluap sehingga air dari got  tidak bisa mengalir ke sungai dan air laut juga lagi pasang sehingga jalannya air di Tukad Mati agak lambat ke laut," ujarnya.

Saat banjir akhir pekan lalu di antaranya 33 orang dievakuasi di Seminyak, 3 orang di Jalan Dewi Saraswati dan 120 orang di Hotel Ramada Encore.