Booster Tetap Diperlukan Meski Kasus COVID-19 Sudah Landai, Kekebalan Tubuh Bisa Turun
Photo by Mufid Majnun on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau booster tetap dibutuhkan di tengah situasi pelandaian kasus di berbagai daerah. Jadi, jangan tunda untuk mendapatkan vaksin booster.

"Prinsipnya, kami ingin pertahankan level antibodi seoptimal mungkin di semua penduduk, saat ini sebagian besar sudah memiliki kekebalan," kata Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Amin Soebandrio, Jumat 7 Oktober.

Hasil survei serologi untuk mengukur antibodi masyarakat terhadap risiko infeksi COVID-19 melaporkan, 90 persen populasi di Indonesia telah memiliki kekebalan dari program vaksinasi serta kekebalan alami setelah terpapar Virus Corona.

Namun Amin wanti-wanti berdasarkan hasil analisa peneliti, kekebalan tubuh yang dimiliki dapat menurun dalam kurun beberapa bulan berikutnya. Kementerian Kesehatan RI memprediksi, kekebalan tubuh masyarakat saat ini diperkirakan menurun pada awal 2023.

"Sebaiknya tetap butuh booster, tetapi diseimbangkan dengan ketersediaan vaksinnya," kata dia dikutip dari Antara.

Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman itu mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengarahkan tentang pentingnya vaksinasi.

"WHO menyatakan bahwa vaksinasi sekali atau dua kali lebih baik daripada tidak divaksinasi sama sekali," katanya.

Amin mendorong masyarakat untuk segera mengakses layanan vaksinasi sesuai jadwal yang mereka terima serta tidak memilih merek vaksin.

"Sedapat mungkin semua orang dapat vaksinasi, sehingga dikejar vaksin yang dosis pertama minimal mendekati cakupan 100 persen," katanya.

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI per Kamis (6/10), total penerima vaksinasi dosis 1 mencapai 204,67 juta orang (87,22 persen), dosis 2 mencapai 171,29 juta orang (73 persen), dosis 3 mencapai 63,95 juta orang (27,26 persen) dari total seluruh sasaran 234,66 juta orang.

Sementara dosis 4 untuk kalangan tenaga kesehatan 634.544 orang (43,20 persen) dari total sasaran sekitar 4 juta orang.

Berdasarkan analisa Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI terhadap laju kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir mengalami penurunan konsisten dari 2.298 menjadi 1.692 kasus.

Mayoritas kabupaten/kota di Indonesia mengalami pelandaian kasus atau berada di PPKM Level 1, tetapi masih ada lima provinsi dengan peningkatan kasus tertinggi secara nasional, di antaranya Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, dan Kepulauan Bangka Belitung.