Vaksin Rabies di Mukomuko Hampir Habis
Dinkes Mukomuko/Foto: Antara

Bagikan:

MUKOMUKO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan saat ini stok vaksin antirabies (VAR) di daerah ini semakin menipis, hanya tersisa empat kiur.

"Masih ada sisa vaksin antirabies sebanyak empat kiur, sisa vaksin anti rabies tersebut disimpan di Dinas Kesehatan," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Mukomuko, Jajad Sudrajad dalam keterangan di Mukomuko, Sabtu 5 Maret.

Dinkes Kabupaten Mukomuko sebelumnya mengusulkan penambahan stok vaksin anti rabies kepada pemerintah provinsi setempat, tetapi stok vaksin anti rabies di pemerintah provinsi sedang kosong.

Ia mengatakan, karena stok vaksin antirabies di daerah ini semakin menipis sehingga vaksin yang ada di dinas ini dipakai selektif atau hanya untuk warga korban gigitan hewan penular rabies yang mengarah rabies.

Selama ini, katanya, meskipun belum ada kepastian warga setempat positif rabies setelah terkena gigitan hewan penular rabies, namun warga tersebut tetap diberikan vaksin anti rabies untuk mencegah korban gigitan hewan tersebut tertular penyakit ini.

"Untuk saat ini kita berikan vaksin antirabies ini secara selektif kepada korban gigitan hewan penular rabies yang benar-benar mengarah ke positif rabies," katanya.

Pemerintah setempat selain membeli vaksin antirabies sebanyak 25 kiur yang bersumber dari APBD 2022, termasuk mengusulkan penambahan VAR dari pemerintah provinsi setempat.

Ia menyebutkan, ada dua warga setempat yang terkena gigitan hewan penular rabies jenis kucing dan anjing selama Januari 2022.

Dari sebanyak dua warga yang menjadi korban gigitan hewan penular rabies selama Januari 2021, satu orang digigit kucing dan satu digigit anjing.

Kendati demikian, satu kucing dan satu anjing yang telah menggigit warga di daerah ini tidak mengidap penyakit rabies. Semuanya merupakan hewan peliharaan.

Satu ekor kucing dan anjing yang menggigit manusia tersebut telah mendapat vaksin untuk mencegah hewan tersebut terkena penyakit rabies, demikian Jajad Sudrajad.