Pertimbangan Hakim yang Tak Kasih Hukuman Kebiri untuk Herry Wirawan
Petugas penjagaan mengawal Herry Wirawan masuk ke ruang sidang PN Bandung. (Via ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Terdakwa pemerkosa 13 santriwati, Herry Wirawan dijatuhi hukuman seumur hidup. Tapi hakim tak meloloskan tuntutan jaksa yang juga meminta Herry Wirawan mendapat hukuman kebiri.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung berpendapat hukuman kebiri kimia memang tidak memungkinkan untuk dijatuhkan kepada Herry Wirawan. Pasalnya Herry sudah ketok palu mendapat hukuman penjara seumur hidup.

Merujuk undang-undang, kebiri kimia dilakukan setelah terpidana menjalani pidana pokok.

"Apabila terdakwa dipidana mati atau dipidana penjara seumur hidup, maka tindakan kebiri kimia tidak memungkinkan untuk dilaksanakan," kata Ketua Majelis Hakim Yohanes Purnomo di PN Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa 15 Februari dikutip dari Antara.

Hukuman tambahan itu jadi tidak memungkinkan berdasarkan Pasal 67 KUHP. Di situ disebutkan jika terpidana tidak memungkinkan dilaksanakan pidana lain apabila sudah dipidana mati atau dipidana penjara seumur hidup.

Herry dinyatakan bersalah telah melakukan pemerkosaan terhadap 13 santriwati berdasarkan fakta-fakta persidangan. Dari keterangan santri yang menjadi korban, menurut hakim, Herry pun tidak merasa keberatan atas keterangan para korban itu.

Sehingga majelis hakim memutuskan Herry agar dihukum penjara seumur hidup guna mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Hakim menilai tidak ada hal yang meringankan hukuman terhadap Herry Wirawan.

"Mengadili, menjatuhkan pidana kepada terdakwa (Herry Wirawan), dengan pidana penjara seumur hidup," kata hakim.

Perbuatan Herry itu dinyatakan bersalah sesuai dengan Pasal 81 ayat 1, ayat 3 dan ayat 5 jo Pasal 76D UURI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan pertama.