Perusahaan Farmasi Swasta Diajak Ikut Produksi Vaksin Merah Putih
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah mengajak perusahaan swasta turut serta memproduksi Vaksin Merah Putih yang untuk COVID-19. Terlibatnya perusahaan swasta dalam menunjang produksi ini diharapkan dapat membantu perusahaan BUMN Bio Farma memproduksi vaksin ini lebih banyak.

"Untuk menunjang produksi, selain Bio Farma yang akan memproduksi 250 juta dosis per tahun kami dalam konsorsium vaksin Merah Putih juga akan mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut produksi vaksin COVID-19 ini," kata kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 9 September.

Bambang mengatakan, saat ini sudah ada 3 perusahaan yang potensial membantu Bio Farma. Hanya saja, ketiga perusahaan tersebut masih harus memperhatikan sejumlah prosedur yang ada seperti mengurus perizinan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lebih lanjut dia menyebut produksi vaksin lebih banyak memang harus dilakukan. Sebab, ada kemungkinan pemberian vaksin terhadap masyarakat bisa saja dilakukan lebih dari sekali setiap individu. Sehingga, pemerintah menilai vaksin yang dibutuhkan tentunya lebih dari 270 juta dosis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kalau penduduk sekitar 270 juta maka yang harus divaksin minimal 540 juta dan otomatis butuh kapasitas produksi yang besar," tegasnya.

Sementara terkait bibit vaksin yang akan digunakan dalam vaksin Merah Putih, kata Bambang, saat ini masih dalam proses pengembangan yang dilakukan oleh Lembaga Molekuler Eikjman bersama sejumlah universitas.

Dalam pertemuan bersama Presiden Jokowi, Bambang menyebut dirinya telah melaporkan saat ini proses pengembangan vaksin tersebut sudah mencapai 50 persen.

"Targetnya akhir tahun ini uji coba kepada hewan sudah bisa diselesaikan. Sehingga awal tahun depan, sekitar Januari, Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada Bio Farma untuk kemudian dilakukan formulasi dalam rangka uji klinis, baik tahap I, II, dan III," ungkapnya.

Jika prosesnya berjalan lancar maka vaksin Merah Putih ini diharapkan bisa diproduksi dalam jumlah besar pada triwulan IV 2021 untuk melengkapi vaksin yang merupakan hasil kerja sama dari pihak lain seperti vaksin dari Sinovac dan G42.

"Presiden meminta kita bekerja dengan cepat dan tetapi mengikuti segala prosedur karena vaksin harus aman tanpa efek samping yang membahayakan dan vaksin diharapkan akan manjur dan berkhasiat untuk memperkuat daya tahan tubuh menghadapi COVID-19 yang kita tidak tahu berapa lama lagi," pungkasnya.