Prediksi Puncak Omicron Pertengahan Februari, Luhut: Meski Risiko Lebih Rendah dari Delta Tapi Harus Kita Hindari
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, hari ini. Ratas membahas mengenai Pembekuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPKM) di tengah merebaknya varian Omicron.

Pemerintah memprediksi puncak kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

"Berkaca dari kasus Omicron di Afrika Selatan, puncak gelombang akan terjadi pada pertengahan Februari atau Maret 2022," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, 16 Januari.

Melihat kasus dan pola COVID-19, di Inggris dan Afrika Selatan telah melewati puncak kasus varian Omicron, dan negara-negara lainnya sudah mulai terlihat mendatar seperti di AS, atau Perancis. Sementara India, Thailand, Filipina masih terjadi peningkatan kasus cukup tinggi.

"Meski gejala lebih ringan dan risiko perawatan Rumah Sakit lebih rendah, tapi karena jumlah kasus lebih banyak dari varian delta, jumlah perawatan Rumah Sakit dan tingkat kematian Inggris lebih tinggi dari delta, hal ini harus kita hindari," terangnya.

Terkait hal tersebut, Koordinator PPKM Jawa dan Bali itu menyatakan, pemerintah akan melakukan langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dari negara lain dan tidak membebani sistem kesehatan.

"Berbagai langkah yang dilakukan, penegakan prokes, dan akselerasi vaksinasi, itu sangat penting, pengetatan mobilitas jadi opsi terakhir," kata Luhut. 

"Kami mengimbau, kalau di kantor tidak perlu 100 persen ya tidak perlu 100 persen yang hadir, diatur saja melihat situasinya, dilihat 75 persen untuk dua minggu ke depan, itu bisa dilakukan oleh asesmen kantor," tegasnya.