Moderna Sebut Dosis <i>Booster</i> Vaksin COVID-19 Tampaknya Bisa Melindungi dari Infeksi Varian Omicron
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Wikimedia Commons/Commander, U.S. Naval Forces Europe-Africa U.S. 6th Fleet)

Bagikan:

JAKARTA - Moderna Inc., mengatakan pada Hari Senin dosis booster vaksin COVID-19 tampaknya bisa melindungi terhadap varian Omicron yang menyebar cepat dalam pengujian laboratorium, bahwa versi suntikan saat ini akan terus menjadi lini pertama pertahanan melawan varian Omicron.

Pihak Moderna mengatakan, keputusan untuk fokus pada vaksin saat ini, mRNA-1273, sebagian didorong oleh seberapa cepat varian yang baru ditemukan menyebar. Perusahaan masih berencana untuk mengembangkan vaksin untuk melindungi dari Omicron dan berharap untuk memulai uji klinis awal tahun depan.

"Apa yang kami miliki sekarang adalah 1273," ujar Dr. Paul Burton, kepala petugas medis Moderna, dalam sebuah wawancara, mengutip Reuters 20 Desember.

"Ini sangat efektif dan sangat aman. Saya pikir itu akan melindungi orang-orang melalui masa liburan yang akan datang dan selama bulan-bulan musim dingin ini, ketika kita akan melihat tekanan paling parah dari varian Omicron," sambungnya.

Lebih jauh pihak Moderna menerangkan, dua dosis vaksinnya menghasilkan antibodi penetral rendah terhadap varian Omicron, tetapi dosis booster 50 mikrogram meningkatkan antibodi penetral terhadap varian 37 kali lipat. Dosis penguat 100 mikrogram yang lebih tinggi dari vaksin yang sama mendorong tingkat antibodi lebih tinggi, lebih dari 80 kali tingkat pra-peningkatan.

vaksin moderna
Vaksin Moderna. (Wikimedia Commons/Navy Medicine)

Presiden Moderna Stephen Hoge mengatakan pada panggilan konferensi, perusahaan saat ini tidak berencana untuk mengejar persetujuan untuk dosis yang lebih tinggi itu.

Tingkat antibodi yang dihasilkan oleh suntikan dosis rendah "cukup di atas" tingkat yang menandakan risiko 'terobosan' infeksi untuk varian lain yang menjadi perhatian, kata Hoge.

Data, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menguji darah dari orang-orang yang telah menerima vaksin melawan pseudovirus yang direkayasa agar menyerupai varian Omicron. Ini mirip dengan data yang dibahas minggu lalu oleh pakar penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci.

Mungkin tidak perlu untuk mendorong tingkat antibodi lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh dosis 50 mikrogram bagi banyak orang, ujar Hoge. Namun, pemerintah dapat memilih versi dosis yang lebih tinggi jika mereka ingin memberikan tingkat perlindungan yang lebih baik.

"Bisakah lebih tinggi menjadi lebih baik? Tentu saja. Tapi apakah kita memiliki data hari ini untuk membuat rekomendasi konklusif? Tidak," ungkap Hoge.

Perusahaan mengatakan, dosis 100 mikrogram umumnya aman dan dapat ditoleransi dengan baik, meskipun ada kecenderungan reaksi merugikan yang sedikit lebih sering terjadi.

Untuk diketahui, regulator Negeri Paman Sam mengesahkan booster 50 mikrogram vaksin Moderna pada Bulan Oktober. Sebelumnya, dua suntikan pertama vaksin Moderna keduanya 100 mikrogram.

Baik vaksin Moderna maupun vaksin Pfizer/BioNTech telah dikaitkan dengan kasus peradangan jantung yang jarang terjadi, terutama pada pria muda. Beberapa penelitian menunjukkan, vaksin Moderna cenderung menyebabkan peradangan jantung pada tingkat yang lebih tinggi daripada vaksin Pfizer.

Varian Omicron merupakan varian yang disebut sangat menular, pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika selatan dan Hong Kong, telah menyebar ke seluruh dunia dan dilaporkan di 89 negara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu.