Epidemiolog Duga Penderita COVID-19 Varian Omicron di Indonesia Lebih dari Satu Orang
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

DENPASAR – Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menduga penderita COVID-19 di Indonesia yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron sudah lebih dari satu orang.  

Pasalnya, kasus infeksi virus corona varian Omicron pertama di Indonesia ditemukan pada petugas kebersihan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, yang mana, petugas tersebut tak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.

"Kalau ini sudah dideteksi pada pekerja di hotel karantina, berarti besar kemungkinan yang menjalani karantina itu ada lebih dari satu yang sudah terpapar," kata Dicky saat dihubungi, Jumat, 17 Desember, dikutip VOI BALI.

Terlebih, WHO sudah menyatakan bahwa varian Omicron virus corona lebih menular daripada varian Delta, mengurangi kemanjuran vaksin, meski gejalanya tidak terlalu parah.

Lalu, data terakhir penelitian dari Hong Kong menyatakan varian Omicron berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada varian Delta di saluran pernapasan manusia (bronkus).

"Data terakhir menunjukkan potensi penularannya itu luar biasa jauh lebih cepat dari Delta. Dalam artian, dia 70 kali kemampuan replikasinya di saluran napas daripada Delta," ucap Dicky.

Pemerintah diminta masifkan deteksi COVID-19 varian Omicron

Oleh karenanya, Dicky menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan tes deteksi COVID-19 varian Omicron secara masif.

"Jangan menunggu lama. Semua disuspend dulu, dikarantina dan diperiksa PCR. Sebab, yang saya khawatirkan adalah pekerja ini bolak-balik ke rumahnya dan ini yang akan lebih sulit," tegas Dicky.

Sebelumnya diketahui, telah ditemukan kasus COVID-19 Omicron di Indonesia. Hal ini diumumkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kemarin Kamis, 16 Desember. 

Budi menjelaskan tiga orang petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet menunjukkan hasil positif COVID-19. Mereka ini terpapar COVID-19 per tanggal 8 Desember lalu.

Kemudian, sampel WGS petugas kebersihan ini di dikirimkan ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan pada 10 Desember 2021 untuk melakukan pemeriksaan whole genome sequencing.

Hasilnya, satu dari tiga kasus terpapar varian Omicron per tanggal 15 Desember. Mereka saat ini sudah kembali melakukan PCR dan menunjukkan hasil negatif.

"Ada 3 pekerja pembersih di RSDC Wisma Atlet yang positif PCR-nya tapi yang terkonfirmasi positif Omicron adalah satu orang tanggal 15 Desember," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis, 16 Desember.

Budi menyebut ketiga orang yang positif, termasuk satu kasus Omicron sudah dikarantina di Wisma Atlet dan tidak mengalami gejala, tidak demam maupun batuk. "Mereka sudah diambil PCR kedua, dan hasil PCR semuanya negatif," ungkap Budi.

Lebih lanjut, Budi menyebut ada juga 5 kasus probable Omicron, dua kasus adalah warga negara Indonesia yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris, keduanya tengah diisolasi di Wisma Atlet. Kemudian, WNA dari China yang mendarat di Manado.

"Sekali lagi, lima orang ini masih sifatnya probable karena baru dites PCR dengan marker khusus dan sampel PCR nya yang positif dari lima kasus probable ini sudah dikirimkan ke Balitbangkes dan sedang kita run tes genome sequencing, dalam tiga hari ke depan kita bisa konfirmasi apakah benar ini Omicron atau tidak," jelasnya.

Artikel ini telah tayang dengan judul Epidemiolog Duga Kasus Omicron di Indonesia Sudah Lebih dari Satu.

Selain informasi soal COVID-19 varian Omicron, simak perkembangan situasi terkini hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!