Erick Thohir: 6 Perusahaan BUMN yang Melantai di Bursa Saham tidak Maksimal
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Badan Udaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, ada 28 perusahaan pelat merah yang sudah melantai di pasar modal Indonesia. Akan tetapi, enam di antaranya belum maksimal.

Erick mengatakan, initial public offering (IPO) sejumlah perusahaan BUMN diputuskan oleh pemegang saham terdahulu atau sebelum dirinya menjadi Menteri BUMN. Kendati demikian, Erick akan tetap mengawal kerja emiten di pasar saham.

"Di sini ada isu-isu yang kami pelajari bahwa ini ada 28 BUMN yang sudah go public, tetapi yang 6 tidak maksimal," tuturnya dalam rapat dengan Komisi VI, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, dikutp VOI Bali, Jumat, 3 Desember.

Namun sayangnya, Erick enggan merinci nama-nama emiten yang dikatakannya tidak maksimal meskipun telah IPO.

Erick Thohir enggan meng-IPO-kan BUMN yang tidak maksimal

Di samping itu, Erick Thohir mengatakan bahwa dalam waktu 2021-2020 ada sejumlah BUMN yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, pihaknya terlebih dahulu mengkaji dan mempelajari sejumlah aspek dari perusahaan-perusahaan tersebut. Termasuk, dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan dan ekonomi nasional.

"Kita juga enggak mau meng-IPO-kan BUMN yang tidak maksimal," ucapnya.

Adapun daftar BUMN yang melakukan IPO sepanjang 2021-2022 di antaranya yakni anak usaha dari PT Adhi Karya (Persero), PT Adhi Commuter Properti (ADCP). Perseroan akan mencatatkan saham di pasar perdana pada Desember 2021.

Saat ini, kata Erick, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas tengah menunggu keputusan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait IPO perusahaan tersebut.

Kemudian, ada anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero). Kementerian BUMN memastikan IPO dilakukan pada kuartal II-2022 mendatang. Lalu, anak usaha Pertamina lain yang ikut mencatatkan sahamnya di pasar perdana adalah PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pembamgkut Listrik Tenaga Uap (Persero), dan PT Pertamina Hilir (Persero).

Lalu, di sektor Kesehatan yang akan IPO ada PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero) dan Bio Farma (Persero). Lalu, BUMN di bidang telekomunikasi, selain PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero) yang lebih dulu melakukan IPO, anak usaha Telkom lain yang menyusul adalah  PT Telkom Data Center (Persero).

"Kalau kita lihat di 2021, ini ada Mitratel yang sudah terjadi (IPO) dan memang hari ini masih mendapat tekanan, tapi kita confident akan terus melakukan perbaikan," ujarnya.

Kemudian, sektor pertanian dan pertambangan, PT EDC and Payment Gateway (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero), PT Inalum Operating (Persero), PT MIND ID (Persero), PT Logam Mulia (Persero).

Tak hanya itu, Erick juga memastikan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan melantai di pasar perdana. Pencatatan saham tersebut akan dilakukan oleh anak usaha di sektor kawasan industri. Saat ini konsolidasi dan restrukturisasi tengah dilakukan KRAS. Adapun ketiga anak usaha KRAS yang paling potensial untuk IPO adalah PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Bandar Samudera, PT Industrial Estate.

Artikel ini telah tayang dengan judul Sudah Melantai di Bursa Saham, Erick Thohir Akui 6 dari 28 BUMN Belum Maksimal.

Selain informasi soal 6 perusahan BUMN yang melantai di bursa saham tidak maksimal, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!