Hati-hati, Virus Corona Varian Baru Menular Tiga Kali Lebih Cepat
Ilustrasi. (Unsplash).

Bagikan:

DENPASAR – Varian baru virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 yang teridentifikasi di Indonesia memiliki laju penularan yang lebih cepat hingga tiga kali lipat ketimbang virus serupa yang sudah lebih dulu ada.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI yang ditayangkan secara virtual, Kamis, 27 Mei.

"Laju penularannya sekitar 3,35 kali lipat dibandingkan target kita yang seharusnya kurang dari 0,9 atau paling tinggi 1 kali lipat kalau ingin mendefinisikan kasus itu tidak menular secara berat," kata Dante.

Berkaca dari kasus virus corona varian baru di Cilacap

Menurut Dante, analisis tersebut diketahui berdasarkan pengamatan Kementerian Kesehatan atas kasus yang terjadi di Cilacap, Jawa Tengah.

Pada Selasa, 25 Mei, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II-A Cilacap melakukan pemeriksaan kekarantinaan kesehatan terhadap 20 anak buah kapal (ABK) saat berlabuh usai melakukan perjalanan dari India.

"Dari 20 ABK , kami periksa skrining genomik. Ternyata, ada 14 kasus mutasi virus yang menular pada 31 tenaga kesehatan. Ini memperlihatkan bagaimana agresifnya penularan dari virus yang masuk dalam klasifikasi Variant of Concern (VoC) WHO kepada orang lain," katanya.

Dari 31 kasus penularan yang dialami tenaga kesehatan, kata Dante, dilakukan pelacakan kasus kepada keluarga mereka dan ditemukan 12 kasus penularan lainnya.

"Meski tenaga kesehatan saat kontak dengan ABK sudah pakai alat pelindung diri (APD), kita tracing lagi dari keluarga kemudian ketemu 12 kasus lagi," katanya.

Pelacakan pun berlanjut pada kejadian kontak dari keluarga tenaga kesehatan, hingga ditemukan kembali enam kasus lainnya.

Dante mengatakan semua virus corona SARS-CoV-2, secara kecerdasan biologis membuat perubahan untuk bermutasi supaya mereka tetap bisa hidup.

Dante mengatakan VoC adalah beberapa kasus mutasi yang dilaporkan bermula dari Inggris, India dan Afrika Selatan lalu diidentifikasi di Indonesia.

"Kita harus ada gerakan antisipasi supaya perubahan secara endogen tidak berpengaruh pada penyebaran kasus. Peningkatan kasus adalah kombinasi mobilisasi penduduk dan perubahan pola varian kasus secara mutasi," katanya.

Dante mengatakan Indonesia sedang meningkatkan aktivitas surveilans genomik dalam upaya mendeteksi dini mutasi virus.

Sampai saat ini, kata Dante, sudah diperiksa sebanyak 1.744 sampel di seluruh Indonesia. "Seluruh daerah wajib mengumpulkan lima dampai sepuluh sampel setiap pekan. Kita periksa dan lihat berapa jumlah VOC," katanya.

Dari data tersebut, kata Dante, akan dilakukan pelacakan yang spesifik saat ditemukan mutasi VoC asal India, Inggris dan Afrika Selatan.

"Dari hasil evaluasi, ada 54 kasus mutasi yang terjadi di Indonesia, 35 kasus di antaranya VoC berasal dari luar Indonesia dan 19 di antaranya tidak ada kontak dengan Indonesia. Artinya tidak ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk VoC yang terjadi secara mutasi," katanya.

Selain informasi soal virus corona varian baru, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!